Minggu, 24 Januari 2016

Budidaya Dan Manfaat Jahe gajah ( Zingiber officinale )


Jahe Gajah ( Zingiber officinale )


Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten 1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Janson 1981).
Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek): zingiberis (ζιγγίβερις). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba), sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito (Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur). Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia. Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe adalah : Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber (Lawrence 1951: Purseglove 1972). Di Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe (Ravindran et al. 2005). Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22, namun beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n= 22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil (emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid (2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82 μm. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi.

Jahe gajah. Jahe gajah dapat tumbuh bagus apabila ditanam didataran dengan ketinggian 400 s/d 800 dpl. dengan suhu berkisar 20 – 30 derajat Celcius. Komoditi ini berproduksi dengan baik ditanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5 – 7. Jahe gajah menghendaki sinar matahari minimal 8 jam setiap hari dan kelembapan udara yang cukup tinggi dengan RH 60%-90%.

Jahe gajah diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe berkualitas didapat dari tanaman induk tua minimal berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tanaman yang sudah kering dan mati disemua bagian. Rimpang yang akan ditanam minimal memiliki dua mata tunas, tidak boleh cacat atau terserang penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe.

Sebelum dilakukan penanaman lahan harus diolah dan dibuat bedengan. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman.

Jahe gajah ditanam awal musim penghujan dengan pola tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman jahe gajah dengan tanaman yang lain misalnya bawang merah atau cabe rawit. Tujuan tumpangsari adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan.

Jahe gajah agar pertumbuhannya maximal maka perlu dilakukan pemeliharaan tanaman.Salah satunya adalah dengan memperhatikan system pengairan terutama selama fase pertumbuhan awal karena jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara kontinu dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu basah membuat rimpang busuk.

Apabila tanaman bermasalah maka perlu diganti dengan cara penyulaman yang bertujuan agar jumlah populasi tetap. Penyiangan dilaksanakan apabila pertumbuhan gulma sudah dirasa mengganggu tanaman. Agar tanaman jahe tidak rebah maka perlu dilakukan pembubunan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan.

Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk.

Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri pseudomonas zingiberiCendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak. menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Jahe gajah dipanen apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.

Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.

Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.

Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus bersih dari tanah yang menempel di rimpang. 

 Zingiber officinale
MANFAAT JAHE

Manfaat dan khasiat jahe gajah kurang lebih sama dengan jahe merah dan jahe emprit. Kandungan senyawa kompleks di dalamnya sangat berguna dan baik untuk tubuh manusia. Baik itu dalam hal kesehatan maupun kecantikan.
Cara pengolahan, penggunaan dan pengemasannya pun kini semakin beragam dan banyak modifikasi oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara. Jadi tak heran jahe gajah semakin diminati dan laris hingga pasar global.
Manfaat dan khasiat jahe gajah untuk Kesehatan Juga Kecantikan
Dalam dunia kesehatan,jahe gajah sering digunakan sebagai obat herbal. Sejumlah penyakit dan masalah kesehatan bisa disembuhkan dengan ramuan yang di racik dari bahan dasar jahe gajah.
Penyakit tersebut antara lain masuk angin, migran, mabuk kendaraan, terkena cacing gelang, batuk, kolesterol, keropos tulang, asma dan masih banyak lagi. Sebagai obat, umumnya jahe disajikan dan diracik sebagai minuman.
Untuk penyakit tertentu bisa ditambahkan bahan lain sesuai selera asal tak mengurangi khasiatnya. Mengkonsumsi jahe juga bisa mencegah obesitas, menguatkan jantung, pencegah kanker, sebagai antioksidan dan melancarkan aliran darah.
Sementara untuk kecantikan, jahe gajah bisa digunakan menyembuhkan kaki terkilir, bercak putih di kulit (vitiligo), rematik, infeksi jamur, masker wajah untuk kulit berminyak, melembabkan kulit dan membersihkan sel-sel kulit mati. Penggunaannya biasanya dengan ditumbuk atau diparut kemudian dibalurkan ke tubuh yang diinginkan.
Jahe Gajah untuk Resep Makanan dan Minuman
Jahe gajah merupakan tanaman multiguna yang juga baik dikonsumsi untuk bahan pelengkap makanan atau bahan dasar membuat aneka makanan dan minuman lezat. Di Indonesia, jahe sudah biasa diapakai sebagai bumbu dapur.
Sebagian besar makanan di Indonesia biasanya menyertakan jahe sebagai salah satu bahan. Diantaranya seperti opor, oseng sayur, sambal goreng dan masih banyak lagi. Selain itu, jahe juga sudah banyak diolah dalam produk-produk seperti asinan jahe, jahe kering, minyak jahe, bubuk jahe hingga biskuit jahe.
Produk olahan jahe tersebut kini semakin banyak variasinya dan mudah ditemukan di pasaran. Untuk produk tertentu biasanya menjadi unggulan di sejumlah negara. Seperti asinan jahe yang disukai masyarakat Jepang dan cookies jahe yang digemari masyarakat Eropa.
Jika diolah sebagai minuman, jahe tak hanya bisa menjadi obat herbal. Kandungan senyawa di dalam jahe juga sangat baik digunakan untuk membuat minuman seperti bir, anggur dan cocktail.
Menurut para ahli minyak dalam jahe mengandung senyawa kurkumen, linalool, pinen, felandren, bormeol, kamfen, sitral, famesen, sineol, seskuiterpen, metilheptenon, aldehid dan alcohol. Semuanya itu bisa dimanfaatkan untuk beragam jenis minuman dan makanan.
Alasan terbesar dan utama kenapa jahe gajah paling banyak digunakan dan cocok untuk bahan makanan dan minuman karena citarasanya yang tidak pedas dan juga aroma yang lembut atau tidak tajam seperti jahe lain. Apalagi untuk masyarakat mancanegara yang notabene tidak terlalu suka rasa yang menyengat dan berlebihan. Jadi, sekarang tinggal pilih ingin mengkonsumsi dengan cara apa dan untuk apa agar bisa merasakan Manfaat dan khasiat jahe gajah

3 komentar:

  1. Terimakasih informasinya dari artikel anda, tentang Manfaat Jahe Untuk kesehatan tubuh berikut artikel yang terkait tersebut di MANFAAT JAHE PUTIH UNTUK KESEHATAN DAN KECANTIKAN ALAMAI

    NB: Mohon tolong admin untuk di approve komentar saya ini bukan spam saya ketik sendiri komentarnya, kita saling membantu saja...kalau tidak ada dirugiakan apa salahnya saling membantu, untuk kepentingan Seo dan kepentingan pengunjung blog anda mendapatkan informasi yang terkait terimakasih admin

    BalasHapus
  2. kami menjual minyak jahe gajah
    https://www.eterisnusantara.co.id/2015/01/minyak-jahe-ginger-oil.html
    wa 082119987127

    BalasHapus
  3. untuk jahe gajah nama latinnya apa ya
    dan untuk jahe emprit nama latinnya apa ya

    BalasHapus